Menyalurkan Kebahagiaan Dengan Strategik

Menyalurkan Kebahagiaan Dengan Strategik

Jennifer Aaker, seorang professor di bidang marketing meyakini bahwa upaya untuk mengejar kebahagiaan di perusahaan tidak sebatas meningkatkan produktivitas saja namun juga dapat menularkan kebahagiaan bagi customer. Hasil penelitian yang luar biasa ini diawali dengan sebuah eksperimen dengan meminta karyawan untuk membuat foto situasi yang membuat mereka paling bahagia di kantor. Caranya adalah mereka mendokumentasikan aktivitas pekerjaan mereka ke dalam 10 foto kemudian mereka memberikan nilai dari angka 1 sampai 10, semakin besar angkanya artinya semakin mereka berbahagia dalam melakukan pekerjaan tersebut. Sehingga hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana karyawan-karyawan di kantor menyatakan kadar kebahagiaannya yang muncul saat berhasil menyelesaikan suatu tugas. Jadi ketika mereka mendapati bahwa tugas yang dikerjakannya memiliki kompleksitas yang rumit dan berhasil dikerjakan dengan baik maka ada sebuah kepuasan seperti menuntaskan lari marathon. Penelitian ini menggambarkan bahwa karyawan mendapatkan pengalaman yang berarti di pekerjaan yang rasanya sama seperti kebahagiaan saat menikmati sebuah entertainment, contohnya seperti mendapatkan tugas baru, membantu rekan kerja menyelesaikan tugasnya, atau berbagi tentang pengetahuan dan pengalaman kerjanya kepada  teman dan customernya. Ditemukan juga dalam penelitian ini bahwa hampir semua karyawan yang sangat bersemangat menemukan momen-momen yang membahagiakan kemudian mengunggahnya ke dalam sosial media personal mereka, bagian dari menunjukkan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan dalam bekerja. Kebahagiaan dalam bekerja merupakan output dari situasi, sikap, suasana kerja, serta cerminan dari impian, inspirasi dan budaya kerja perusahaan, maka perusahaan perlu bekerja keras untuk mengupayakan implementasi bisnis proses yang ideal berlandaskan misi, visi dan values perusahaan. Sehingga karyawan memiliki persepsi bahwa tuas kontrol yang mengatur kebahagiaan adalah dari dirinya sendiri. Bukan ditentukan oleh rekan kerja, atasan ataupun customer. Namun karena mereka memiliki misi dan visi pribadi yang selaras dengan perusahaan. Sehingga bekerja adalah bagian dari aktualisasi diri bukan hanya urusan gaji dan apresiasi yang diberikan oleh perusahaan.